9 Taipan Tionghoa Di Balik Jokowi

Bulan Maret, tepatnya Kamis (13/3/2014) malam sebelum dimulai pencalonan Jokowi, sekitar 60 pengusaha menemui Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Acara ini digelar berdasarkan permintaan para pengusaha yang bergerak di berbagai bidang tersebut.

“Kalau mau menyumbang, kita sampaikan aturannya, nomor rekening partai juga diberikan. Kami berpikir positif saja, kalau mau datang kan mau membantu mana mungkin kami tolak,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo saat itu.

Secara mengejutkan, Ketua Balitbang PDI-P, Kwik Kian Gie mengungkap dengan terang-terangan agar PDI Perjuangan menjelaskan hubungan Joko Widodo dengan 9 Taipan keturunan Tionghoa.

“Saya benar-benar prihatin dengan kabar bahwa Pak Jokowi dikepung 9 Taipan. Orang-orang kaya yang mengendalikan. Dan kabar ini menyebar sangat luas, hanya saja tidak ada yang berani menyebut satu persatu, biarlah saya yang mengatakannya. Bukan karena apa-apa, karena kecintaan saya pada negara ini."

Siapa Sajakah Mereka? 
Berikut ini sejumlah taipan, keturunan China, yang mendukung pasangan calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang diusung koalisi pimpinan PDI Perjuangan dalam pemilihan Presiden 2014 lalu dari penelusuran kami.


1. Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi dikenal dekat dengan Jusuf Kalla. Tidak heran karena keduanya sudah kenal baik sejak lama. Bahkan, seorang petinggi PDIP mengaku Sofjan sudah sejak lama melobi Megawati untuk memasangkan Kalla dengan Jokowi. Sejak tahun 2013, Sofjan di berbagai kesempatan menyatakan bakal mengeluarkan Rp 2 triliun bila sekondanya, Jusuf Kalla, dipasangkan dengan Jokowi. Sofjan kini memimpin Asosiasi Pengusaha Indonesia.




2. Tahir 
Tahir tak lain ipar James Riady. Rosy Riady, isteri Tahir, adalah adik dari Mochtar Riady. Majalah Forbes menyebut, kekayaan Tahir per Maret 2013 sekitar US$ 2 miliar.  Dia berada di peringkat ketujuh orang terkaya di Indonesia. Tahir sukses dengan Grup Mayapada. Tahun lalu, ia menyumbangkan sejumlah bus untuk membantu Jokowi membangun citra Jakarta.



3. Rusdi Kirana 
Rusdi Kirana bersama kakaknya, Kusnan Kirana, tercatat sebagai orang kaya Indonesia ke-29 menurut majalah Forbes pada November 2013. Keduanya sukses mendirikan maskapai penerbangan Lion Air. Dengan kekayaan yang mencapai US$ 1 miliar, Rusdi bergabung dengan tim pemenangan Jokowi-JK sebagai anggota Dewan Pengarah.



4. Jacob Soetoyo 
Direktur PT Gesit Sarana Perkasa ini mempunyai jaringan yang kuat untuk lobi-lobi internasional. Jacob, yang juga menjadi Dewan Pengawas Center of Strategic and International Studies (CSIS), menyediakan rumahnya di Permata Hijau untuk pertemuan Jokowi dengan perwakilan asing di Jakarta, antara lain dengan Dubes Amerika Serikat (AS) Robert O’ Blacke, Duta Besar Myanmar, Meksiko, Turki, Norwegia dan Vatikan. Sebelumnya, Jacob juga sudah memfasilitasi pertemuan antara Jokowi dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta.




5. James Riyadi 
James Riyadi yang bernama asli Li Bái adalah seorang misionaris Kristen Evangelis fundamentalis. Ia pernah terlibat dalam kasus sponsorship pemilihan presiden Amerika Serikat yang memenangkan Bill Clinton. James Riyadi merupakan bos Group Lippo yang bermain di pasar perbankan, properti, dan rumah sakit. Ia menjadi pendukung Joko Widodo sejak pemilihan gubernur Jakarta. Namun, ia ditengarai bersaing pengaruh pada Jokowi dengan Jacob Soetoyo yang Katolik.



6. Anthony Salim 
Anthony Salim atau Liem Hong Sien merupakan salah satu orang yang masuk ke dalam 10 Tokoh Bisnis yang paling berpengaruh pada tahun 2005 oleh Warta Ekonomi. Predikat itu diberikan karena dirinya berhasil membangun kembali Group Salim yang saat itu mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh krisis ekonomi tahun 1998. Saat krisis 1988 Salim Group banyak mempunyai hutang hingga mencapai 55 Trilyun rupiah. Anthony Salim yang memegang kekuasaan pada Salim Group akhirnya harus melunasi hutangnya dengan cara menjual beberapa perusahaan yang dimilikinya yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional. Meskipun demikian, Anthony Salim masih mempunyai beberapa perusahaan besar yang tidak dia jual. Perusahaan tersebut antara lain adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills. Kedua perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil mie instant dan tepung terigu terbesar di dunia.


7. Tommy Winata 
Tommy Winata merupakan pemilik Grup Artha Graha atau Artha Graha Network. Usahanya terutama bergerak dalam bidang perbankan, properti dan infrastruktur. Disamping usaha bidang komersil, TW juga dikenal sebagai pendiri Artha Graha Peduli, sebuah Yayasan sosial, kemanusiaan dan lingkungan yang sering turun membantu masyarakat di banyak daerah di Indonesia. Sesaat setelah Jokowi melantik menteri, Tommy Winata terlihat dekat dengan Menteri Susi Pudjiastuti.



8. Edward Soeryadjaya 
Ia yang bernama asli Tjia Han Pun adalah pemilik Ortus Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. Hubungan antara Edward dengan Jokowi sangat dekat, apalagi Edward pernah mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar dari koceknya sendiri untuk proyek monorel. Ortus Group juga bahkan tengah dalam proses untuk mengakuisisi saham PT Jakarta Monorail hingga 90% atau mayoritas.



9. Robert Budi Hartono 

Robert Budi Hartono yang bernama asli Oei Hwie Tjhong adalah pemilik perusahaan rokok Djarum. Saat ini ada sebuah tren baru di dunia maju untuk menekan industri rokok. Baik iklan maupun sponsor rokok pada sejumlah kegiatan mulai dibatasi. Misalnya, Marlboro yang pasarnya di Amerika mulai mendapat tekanan sehingga mencari pasar baru, salah satu lahan basah tersebut adalah Indonesia. Inilah sebabnya Robert Budi Hartono mendukung Jokowi untuk mengamankan bisnis dan pasarnya di Indonesia.

No comments:

Post a Comment